Semua Orang Bisa Sukses, Apapun Latar Belakangnya

PUREGANIC PARFUM photo Facebook-20140901-094537_zps76e6ccad.jpg

Sunday, May 5, 2013

Tidak Mudah Mengalahkan Diri Sendiri.

Guys,

Ada kalanya kita bertemu dengan kondisi-kondisi yang sangat memancing emosi sehingga tanpa kita sadari kita telah larut dalam kondisi yang menggelorakan emosi.

Tahukah guys, orang yang kuat bukanlah orang yang berotot atau orang yang pandai bersilat lidah dan kemudian dia puas jika lawan bicaranya tidak mampu berkutik lagi. Namun ia adalah orang yang mampu menguasai dirinya saat dia sedang emosi dan akhirnya menguasai emosinya, kemarahannya.

Wajar donk, kita marah saat banyak orang lain membuat kita kesal. Wajar donk mudah marah, tekanan lingkungan dan pekerjaan demikian kuatnya. Wajar donk, gue kan dari daerah tertentu yang memang gen-nya adalah temperamental. Dan masih banyak lagi premis yang terlontar saat orang menasihati agar tidak marah.

Kala lainnya adalah saat kita "tidak mampu" menahan godaan "makanan enak", padahal sebelumnya sudah makan yang cukup buat tubuh. Terus dan terus berulang sampai disadari kemudian BMI tubuh telah melewati batas atas. Kegemukan, obesitas. Mudah lelah dan dampak negatif lainnya.

Namun benarkah terlampau sulit? Atau tidak bisa diubah karena faktor gen (daerah asal)?

Guys, kemampuan mengontrol diri bisa diasah, bisa diperkuat. Yang perlu diupayakan adalah usaha dan tekad yang lebih kuat untuk mampu mengendalikan diri. Salah satu cara untuk mulai mengendalikan diri adalah dengan menulis. Saat kamu hendak meledak, segera ambil ballpen dan menulislah. Mengapa pilihannya adalah menulis? Karena ini yang paling mudah kamu lakukan sekaligus efektif mengalihkan energi negatifmu ke bentuk tulisan, meski awalnya yang kamu tulis adalah kemarahanmu. Bila dijadikan kebiasaan, pada saat yang lain saat kamu baca kembali apa yang sudah kamu tulis, kamu akan tersenyum sendiri.

Biasakan saat emosi mulai mendaki, tarik napas kamu dan rasakan aliran udara memenuhi paru-parumu melewati hidung dan tenggorokan. Fokus ke aliran udara yang mengaliri hidung kamu, tenggorokan kamu dan berakhir di paru-paru kamu.

Kamu juga perlu melatih prasangka baik. Berpikir positif atas apapun yang menimpa kamu, meski itu adalah kejadian yang tidak mengenakan. Prasangka baik ini akan efektif mengurangi emosi yang meledak-ledak. Susah? Iya, memang susah pada awalnya. Susah bukan berarti tidak mungkin, bukan? Bagaimana melatih kemampuan berprasangka baik?

Setiap kejadian selalu bisa dilihat dari dua sisi yang berbeda. Dari sisi negatif bisa, dari sisi positif juga bisa. Kalau kamu memilih selalu melihatnya dari sisi negatif, percayalah, jiwa kamu akan kelelahan dan tetap tidak mengubah apapun, bukan?

Ibarat besi berani, jika kamu terus memupuk energi positif dalam diri kamu, yang akan tertarik mendekati kamu hanyalah hal-hal positif lainnya. Sebaliknya yang akan tertarik mendekati kamu adalah hal-hal negatif. Semakin banyak engergi negatif terkumpul, kamu akan semakin susah beranjak. Kamu akan merasakan semakin susah untuk mengubahnya.

Cobalah tiap bagun tidur, kamu bersyukur, berterima kasih kepadaNya. Kamu diberi kesempatan untuk hidup sepanjang hari itu. Berterima kasih karena kamu tidak mimpi buruk semalam. Berprasangka baiklah, dalam perjalanan ke tempat kerja hanya kebaikan yang kan mendekati kamu. Di tempat kerja hari itu, kamu akan memperoleh kebaikan sampai pulang kembali ke rumah. Lawan sekuat tenaga jika ada gelagat pikiran negatif mendatangi kamu. Tanamkan bahwa orang yang kamu pikir buruk, tidaklah seburuk yang kamu pikirkan.

Action!!!

Ya... banyak orang hanya sebatas mengetahui saja hal-hal pengelolaan jiwa dan hati. Tidak ada action. Emosi tetap diledakkan.

Beruntunglah bila kita mampu dan mulai action untuk mengendalikan diri.

OK guys, selamat berjuang.